Puisi "Spanduk Omong Kosong"



Spanduk Omong Kosong
Kupendam segala kenangan hidupku
Dengan setumpuk keyakinan yang mantap
Kulangkahkan kaki dengan pasti
Merantau ke kota orang
Kuturuni jalanan tajam nan curam
Menembus kegelapan malam
Sepi, dingin, dan sunyi
Tak seorang pun yang peduli
Riuh kendaraan mengiringi perjalananku
Asap dan debunya menyesakkan dada
Kususuri trotoar-trotoar kota
Dikelilingi gedung-gedung pencakar langit
Diterangi gemerlap kunang-kunang kaca
Samar-samar
Lambat namun pasti
Tampaklah jelas
Spanduk-spanduk omong kosong
Berserak di sudut-sudut kota
Janji-janji manis kampanye
Slogan-slogan dan potret pencitraan,
aparatur dan birokrat yang bobrok
Membaur menjadi pemandangan yang memuakkan
            Mula-mula aku mual
            Akhirnya ingin muntah ku dibuatnya
            Bah, spanduk-spanduk omong kosong
            Baunya lebih busuk dari bangkai tikus

Komentar