Spanduk
Omong Kosong
Kupendam segala kenangan hidupku
Dengan setumpuk keyakinan yang mantap
Kulangkahkan kaki dengan pasti
Merantau ke kota orang
Kuturuni jalanan tajam
nan curam
Menembus kegelapan
malam
Sepi,
dingin, dan sunyi
Tak seorang pun yang
peduli
Riuh kendaraan mengiringi perjalananku
Asap dan debunya menyesakkan dada
Kususuri trotoar-trotoar kota
Dikelilingi gedung-gedung pencakar langit
Diterangi gemerlap kunang-kunang kaca
Samar-samar
Lambat namun pasti
Tampaklah jelas
Spanduk-spanduk omong
kosong
Berserak di sudut-sudut
kota
Janji-janji manis kampanye
Slogan-slogan dan potret pencitraan,
aparatur dan birokrat yang bobrok
Membaur menjadi pemandangan yang memuakkan
Mula-mula
aku mual
Akhirnya
ingin muntah ku dibuatnya
Bah,
spanduk-spanduk omong kosong
Baunya
lebih busuk dari bangkai tikus
Komentar
Posting Komentar