Menghidu Aroma Perpisahan
Karya: Muhammad Iqbal Khoironnahya
: album-album bersampul rumah
tiada tuju menyatukan kenang
namun hadirnya pekat menaruh luka
pada lembaran kertas yang berpaut aksara berinai kelam.
/Episode I/
Kita kembali menjelajahi dunia, lantas memberi sapa pada tiap kecup ingatan
tentang tubuhmu yang berbalut tulisan-tulisan liar
di keningmu yang penuh dosa
merayu kuyup air mata
agar menjadi samudra bertempiar rasa sesal.
Dengan menimang suara-suara yang karam
kelapangan diri membawa angin tajam menerjang sukmamu yang gersang
dan kita terdampar di sudut dermaga usang.
/Episode II/
Aku rebah dari kecemasan dan menyembah pandang tajam sembari mengeja liang sukma
meraba dada yang memisahkan rasa lapang
dengan hamparan peristiwa masa silam
ada tugu terpancang dalam tubuh yang merapuh
dari jauh sejarah-sejarah mulai runtuh.
Amat lengang untuk kita menghidu aroma perpisahan
sebab dekapan masih sedia diagungkan,
di atas dosa-dosa yang kita imani
lidahku mengeras, lantaran bibirmu terlampau ringkas merapal getas.
/Episode III/
Lekuk dekapan terakhirmu
menjelma gemuruh dari tafsiran-tafsiran semu
jendela-jendela nasib pun terbuka
semacam kenangan yang mengabur
dan catatan-catatan masa silam kembali subur
menjadi rintik sendu—terbaring dan terkubur.
(2021)
Komentar
Posting Komentar