Pandemi di Ujung Senja
Karya: Naora Alfikriyah
Matahari terbenam
Dibatas senja
merona.
Pertanda, akan
bergantinya langit
Mula cerah, menjadi
bersandiyakala
Lalu, gemercik
air semesta dan keindahannya
Yang kini
perlahan mulai sunyi
Dan tak bersua.
Mengapa..?
Karena, bumi sedang
berduka.
Angin malam mulai
menyapa
Mengetuk dingin, menembus
jiwa.
Sorak Sorai
cangkir kopi
Menawarkan ribuan
persepsi
Sepi...
Sudut imajinasi
Menjelma mimpi, hingga
kegiatan terhalang
Tembok aturan
Sudahla..
Sudah kau cukupi
hadirmu didunia
Sungguh, Membuat
kami tersiksa
Jutaan nyawa
tergeletak karenanya
Segala tatanan
diubah olehnya.
Kini..
Kita kembali
menepi
Berdiam diri dan
memaksa hati
Untuk tetap,
duduk santai sambil ngopi.
Entah sampai
kapan terus begini
Seperti tidak ada
harapan lagi
Ekonomi telah
kusut menerpa keadaan
Jiwa jiwa
terganggu
Membelenggu dunia
Cakrawalapun
menitikkan air mata
Siapa kau
pandemi?
Yang sekarang
menjadi hantu
Memburu setiap
jiwa.
Disini, Di
negeriku
Yang kini ngilu
Aku rindu
Berkelana kesana
kemari
Dari wacan suara
kami
Membawa serangkai
Doa untuk bumi
Yaa tuhan..
Pulihkan tanahku
Redahkan Bumi ini
Terbitkan lah
senyum
Pada Sang mentari
Komentar
Posting Komentar